Surah AI-Maidah ayat 3 turunkan pada waktu sesudah ashar, yaitu pada
hari Jumat di Padang Arafah pada musim haji terakhir [Wada]. Pada saat
ayat ini turun, Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Setelah
itu Turunlah Malaikat Jibril alaihissalam dan langsung berkata: “Wahai
Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu,
maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t.dan demikian
juga apa yang terlarang olehnya. Karena itu kamu kumpulkan para
sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir
aku bertemu denganmu.”
Hari itu tanggal 8 Juni tahun 632 M.
Rasulullah meminta sebuah bejana berisi air dingin. Kemudian, meletakkan
tangan beliau ke dalam air itu dan mengusapkan air ke wajahnya. Ada
seorang laki-laki anggota keluarga Abu Bakar yang berkunjung dan membawa
siwak. Rasulullah memandang siwak itu demikian rupa yang menunjukkan
bahwa beliau ingin bersiwak. Maka, Bunda Aisyah melunakkan ujung siwak
itu dengan giginya, dan Rasulullah pun menggosok dan membersihkan gigi
beliau [Ini yang di maksud dalam Hadits bahwa ludah Bunda Aisyah bertemu
dengan ludah Rasulullah SAW].
Kemudian Allah Subhanahu Wa
Ta'ala mewahyukan kepada malaikat lzrail: “Wahai lzrail, pergilah kamu
kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak
mencabut rohnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling
lembut. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih
dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan
kalau ia tidak izinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”
Sesudah Malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah, maka malaikal
lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badui. Setelah malaikat
lzrail sampai di depan rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
maka ia pun memberi salam. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar suara
orang berseru mengucapkan salam,"Bolehkah aku masuk?" Tanya si tetamu
itu, ketika puteri Rasulullah,Fatimah az-zahra membuka pintu.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya."Maafkanlah, ayahku sedang demam" kata
Fatimah. Pintu ditutup dan beliau kembali menemani ayahnya yang sedang
berbaring di pembaringan. Kemudian malaikat lzrail mengulangi lagi
salamnya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Rasululullah memandang puterinya itu dan bertanya,"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayah,baru sekali ini saya melihatnya." tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap wajah puterinya itu dengan padangan yang
menggetarkan.Renungannya cukup sayu seolah-olah bahagian demi bahagian
wajah putrinya itu hendak dikenang. Bertanda bahwa beliau akan segera
berpisah dengan putri kesayanganya itu.
"Ketahuilah anakku
bahwa dialah yang meghapuskan kenikmatan sementara dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut." Kata-kata
Rasulullah menyebabkan Fatimah ditimpa kesedihan yang amat sangat.
Ketika Rasullullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar tangisan
Fatimah r.a. maka beliau pun berkata: “Janganlah kamu menangis wahai
anakku, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu
denganku.”
Fatimah-pun tersenyum. Kemudian Rasulullah s.a.w.
pun menjemput malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk
dengan mengucap: “Assalamuaalaikum ya Rasulullah.”
Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab: “Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang mengunjungiku atau untuk mencabut rohku?”
Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk
mengunjungimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau anda izinkan, kalau
anda tidak izinkan maka aku akan
Berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan
Berkata lzrail: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para
malaikat sedang memuliakan dia.” [Malaikat Jibril adalah salah satu
malaikat yang memiliki kedudukan paling utama].
”Bolehkah aku minta Jibril untuk turun?” Kata Rasulullah SAW pada Izrail.
Tidak beberapa saat kemudian Jibril 'alaihissalam pun turun dan duduk
dekat kepala Rasulullah s.a.w. Melihat kedatangan Jibril, maka
Rasulullah pun berkata: “Wahai Jibril, tahukah engkau bahwa ajalku sudah
dekat”
Berkata Jibril: “Ya aku memang tahu.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi:“Wahai Jibril,
beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah
Subahanahu Wa Ta'ala."
Berkata Jibril 'alahissalam :
“Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun
rapi menanti rohmu dilangit. Semua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan
Semua bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu.”
Berkata
Rasulullah s.a.w.: “Alhamdulillah, Namun sesungguhnya, bukan itu yang
kutanyakan. wahai Jibril, gembirakanlah aku dengan keadaan umatku pada
hari Kiamat nanti.”
Kemudian Jibril berkata lembut menghibur
dan menenangkan, “Aku beri engkau kabar gembira bahwa Allah Subhanahu Wa
Ta'ala telah berfirman, 'Sesungguhnya, Aku telah mengharamkan surga
bagi semua Nabi sebelum engkau memasukinya terlebih dahulu. Allah
mengharamkan pula surga itu kepada sekalian umat manusia sebelum umatmu
terlebih dahulu memasukinya.”
Maka, menarik napas legalah Rasulullah saw. Beliau bersabda,“Sekarang, barulah senang hatiku dan hilang susahku.”
Kemudian, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menoleh kepada
Malaikat Maut dan berkata: “Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku.”
Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, ketika roh nya sampai
di dada, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai Jibril, alangkah
dahsyatnya rasa mati”
Jibril memalingkan pandangan dari
Rasulullah ketika mendengar kata-kata beliau itu. Melihat tingkah laku
Jibril tersebut, maka Rasulullah shalllahu 'alaihi wasallam pun berkata:
“Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?”
Jibril berkata: “Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?”
Anas bin Malik r.a. berkata: “Ketika roh Rasulullah s.a.w. telah sampai
di dada beliau telah bersabda: “Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu
semua menjaga shalat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu.”
Ali radhiyallahu anhu berkata: “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika
menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau
sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah
s.a.w. berkata: “Umatku, umatku.”
Inilah orang yang sangat
mulia. Pada saat ajalnya telah menjelang dan diberi kabar gembira
tentang kehormatan yang akan diterimanya di langit, justru ia baru akan
bisa gembira jika telah mendengar kabar tentang nasib umatnya nanti,
betapa besarnya kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
kepada kita.
Ya Allah berikanlah rahmat kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, istri-istrinya dan keturunannya sebagaimana Engkau telah
memberikan rahmat kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau
Mahaterpuji lagi Maha Agung.
No comments:
Post a Comment