KAUNSELOR PELAJAR
SEKOLAH MENENGAH TEKNIK TERENGGANU.......................... ipinkaunselor(KB04106)
Wednesday 17 April 2013
APA YANG DITANYA NANTI
ABU
HURAIRAH MENGATAKAN, “SESUNGGUHNYA PERMULAAN AMAL HAMBA YANG DILIHAT
PADA HARI KIAMAT ADALAH SOLAT. MAKA, JIKA DALAM SHOLATNYA SEMPURNA,
DITERIMALAH SEMUA AMALNYA, DAN JIKA MASIH BELUM SEMPURNA, DITOLAKLAH
SEMUA AMALNYA. SELAIN ITU, SESUNGGUHNYA SHOLAT DAPAT MELEBUR APA YANG
ADA, DIANTARANYA SELAMA MASIH MENJAUHI DOSA-DOSA BESAR”.
Dalam
hidup dan kehidupan sesuai ajaran agama Islam yang pokok (sebagai orang
muslim/muslimat) adalah menunaikan sholat lima waktu, dan memperbaiki
sholatnya dengan khusyu’ serta berdzikir. Kunci untuk masuk ke syurga
seseorang adalah “sholat”, karena barangsiapa yang tidak mencegah
kepadanya akan sholatnya dari perbuatan maksiat dan mungkar maka
tidaklah bertambah dari Allah kecuali bertambah jauh. Kenapa bertambah
jauh ? Antara lain, sholat mereka tidak tepat waktu sebagaimana yang
diajarkan oleh Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dimana ‘Aisyah
pernah berkata bahwasanya sering berbicara dengan Rosulullah, keadaan
beliau bila telah datang waktunya sholat seolah-olah beliau tidak
mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau.
Didirikan agama
Islam itu dengan lima perkara, yaitu persaksian sesungguhnya tidak ada
Tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan sholat, memberikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di
bulan Ramadhan. Kunci dari didirikan agama Islam itu ya sholat karena
persaksian sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya
Nabi Muhammad adalah utusan Allah ada di dalam sholat, sedangkan
menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan terlebih dahulu melaksanakan
sholat, dan memberikan zakat, serta ibadah haji ke Baitullah bila kita
mampu. Sholat itu tiang agama, maka barangsiapa yang meninggalkannya
sungguh telah merobohkan agamanya dan barangsiapa yang menjaga sholat
lima waktu dengan menyempurnakan sesucinya dan waktunya, maka cahaya dan
tanda bukti baginya akan diperoleh pada hari kiamat. Barangsiapa yang
menyia-nyiakannya akan dikumpulkan bersama-sama Fir’aun dan Haamaan di
padang mahsyar. Perumpamaan sholat lima waktu itu adalah seperti air
sungai yang mengalir, dimana pada suatu pintu salah seorang dari kalian
dapat mandi di sungai itu setiap hari lima kali. Apakah dengan setiap
hari lima kali masih terdapat suatu kotorannya ?. Tentunya tidak ada
yang masih tertinggal sedikitpun kotoran itu. Begitulah keadaan sholat
lima waktu sehingga Allah akan melebur karena sholat semua
kesalahan-kesalahannya.
Coba anda renungkan, betapa besarnya
nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk
disumbangkan, tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk
dibelanjakan. Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit,
namun betapa singkatnya kalau kita melihat film. Betapa sulitnya untuk
mencari kata-kata (spontan) ketika kita berdoa, namun betapa mudahnya
kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar atau teman tanpa harus
berfikir panjang. Betapa ringannya kita di kamar mandi selama 15 menit
sambil bernyanyi, tetapi betapa sulitnya shalat khusyuk dibarengi dzikir
selama 15 menit. Betapa asyiknya apabila pertandingan bola
diperpanjang waktunya, namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid
lebih lama sedikit daripada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu
lembar Al-Qur’an, tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel
yang laris. Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam
pertandingan atau konser, namun lebih senang berada di shaf paling
belakang ketika berada di Masjid. Betapa nikmat dan ringannya kita makan
dilanjut dengan merokok selama 30 menit , namun betapa sulitnya kita
merenung tentang ke-Absolutan dan ke-Esaan Allah walau hanya 10 menit.
Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi
semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari
ketika berpuasa. Betapa sulitnya menyediakan waktu untuk shalat lima
waktu, namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat
terakhir untuk event yang menyenangkan. Betapa sulitnya untuk
mempelajari arti yang terkandung di dalam Al-Qur’an, namun betapa
mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh Koran, namun
betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci Al-Qur’an.
Astaghfirullahal'adzhim. (SK 18042013).
No comments:
Post a Comment