Apa niatmu beribadah? Sudah ikhlaskah niatmu ketika bersedekah?
Apakah kamu bersedekah supaya dianggap seorang dermawan? Apakah niatmu
berjihad/berperang untuk dianggap sebagai mati syahid? Apakah niatmu
menuntut ilmu untuk menjadi orang terkenal?
Jangan-jangan kita sudah salah niat selama ini, jangan-jangan niat
ikhlas kita sudah tercemar dengan keinginan dipuji (riya). Kalau begitu,
kita akan termasuk orang yang merugi di akhirat nanti. Kita mungkin
sudah mendapatkan tujuan beribadah itu di dunia, tetapi di akhirat Allah
SWT melemparkan kita ke api neraka karena kita berdusta dengan niat
itu. Inilah hadist Qudsi yang mengingatkan kita agar selalu beribadahj
itu semata-mata ikhlas karean Allah:
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya manusia pertama yang dihisab pada hari kiamat adalah
orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan
kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun
membenarkannya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau
lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang
semata-mata kerana Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman :
‘Engkau berdusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah
berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’
Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya
(bertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Berikutnya orang (yang dihisab) adalah seorang yang menuntut ilmu dan
mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan
diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun
mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah
engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku
menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah
kerana engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau berdusta! Engkau menuntut ilmu
agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an
supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik).
Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian
diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya
ke dalam neraka.
Berikutnya (yang dihisab) adalah orang yang diberikan
kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan
diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun
mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah
lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah
meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan
pasti aku melakukannya semata-mata kerana Engkau.’ Allah berfirman :
‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang
dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang
dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas
mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’”
Merinding saya membacanya. Astaghfirullahal’adzim, ampuni kami Ya Allah karena ketidakikhlasan kami…
No comments:
Post a Comment